9 Juni 2012

Tiga Macam Guru


dokumen pribadi


Setelah sekian lama saya menjalani profesi sebagai seorang guru, ada beberapa catatan kecil yang bisa saya tulis. Catatan ini bukan bersifat ilmiah apalagi penelitian, namun cuma pandangan sekilas yang saya amati.
Seorang guru memiliki karakter dan ke-khas-an. Ini dipengaruhi oleh  suku, agama, tradisi, dan jenjang pendidikan. Bahkan, guru yang memiliki latar belakang bukan pendidikapun memiliki keunikan sendiri. Keunikan yang saya maksudkan adalah bahwa masing-masing guru memiliki ketekunan dan kesukaan dalam mengembangkan profesinya. Bisa juga dikatakan meniti karier, yang sudah semestinya dimiliki oleh seorang guru. Dengan demikian ia tidak stagnan, tapi dinamis.

Paling tidak ada 3 macam model guru dalam meniti karier.
Pertama, guru yang suka mengembangkan  ilmu
Tipe guru ini adalah mereka gemar mengikuti seminar, workshop, dan kegiatan ilmiah. Sepanjang waktu ia gunakan untuk mendalami ilmu. Suka berlama-lama di perpustakaan, koleksi bukunya lengkap, lebih senang mengunjungi toko buku daripada supermarket. Pameran buku adalah kegiatan yang selalu ditunggu. 
MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) adalah salah satu jalan untuk mengembangkan ilmunya. Aktif di MGMP adalah hasrat yang menggebu. Berkumpul dengan guru yang seprofesi selalu didatangi. Bagi guru IPA bernalar bahwa  laboratorium merupakan rumah kedua
Kedua adalah guru yang senang mengelola administrasi
Administrasi pribadinya tertata rapi. Semua dokumen yang menyangkut masalah pembelajaran dan pengarsipan selalu dikerjakan dengan teliti dan lengkap. Nilai harian, catatan kepribadian siswa, buku program ia catat dengan tertib. Tak heran almari yang telah disediakan di ruang guru selalu penuh bahkan kurang.
Ia juga paling rajin memeriksa buku catatan siswa. Ia berdalih, dengan membuka buku catatan siswa ia dapat memahami kepribadianya. Dengan demikian akan sangat membantu dalam menilai seorang siswa secara obyektif.
Ketiga, guru yang gemar berorganisasi
Mengelola kelas, menangani berbagai jenis kegiatan selalu berakhir dengan kesuksesan. Orang lain akan terkesan, bahwa dengan kinerja yang dikerjakan oleh guru ini.
Ia aktif pula di berbagai macam organisasi, baik yang profesi (seperti PGRI, CGI) ataupun organisasi sosial. Baginya, dengan berorganisasi ia tidak saja menimba pengalaman, memiliki banyak kawan, namun bisa pula mengembangkan peningkatan profesi guru agar lebih kondusif dalam menstransfer ilmu.
Saya belum pernah menjumpai seorang guru yang memiliki keilmuan yang handal, administrasinya lengkap dan sekaligus seorang organisatoris. Dari segi waktu saja, sangat sulit seorang guru dapat memerankan ketiga-tiganya.
Justru yang sering saya temui adalah mereka berada diluar ketiga model diatas. Apakah mereka melalaikan tugas seorang guru? Tidak juga. Mengembangkan ilmu, mengerjakan administrasi guru dan berorganisasi telah mereka lakukan. Hanya karena keadaan yang memaksa saja mereka menjadi ngobyek ditempat lain. 

6 komentar:

  1. pak guru biasanya kalau guru yang aktif sering pelatihan, serta organisasi jadi sering meninggalkan kelas ( happy blogging)
    salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. di tempat saya (jogja) sekarang pelatihan dilakukan siang hari, setelah jam 13.00, agar tidak meninggalkan jam pelajaran

      Hapus
  2. iya pak ...masih banyak yang ngobyek kok....paham benar...

    BalasHapus
  3. artikel yang sangat bermanfaat Sob

    Salam berbagi dan bila berkenan silakan kunjung balik ke blog saya

    terimakasih

    BalasHapus