sumber gambar : plat-m.com |
Secara
demografis, penduduk Madura mempunyai ekosistem tegalan. Cara pengolahan
tegalan tidak terlalu sulit. Tegalan
tidak memerlukan air yang berlimpah. Berbeda dengan bertanam padi. Airnya harus
mencukupi, perawatannya lebih insentif. Tegalan bisa berdiri sendiri, walaupun
ditengah area hutan. Bertanam padi sangat tergantung dengan lingkungan. Air,
sawah tetangga, pengelola/petani, teknologi pertanian, dll. Demikian tulisan
Kuntowijoyo (alm) dalam makalahnya : Memahami
Madura, sebuah pendekatan Sosial, Historis, Ekologi dan Kependudukan.
Kekerabatan
yang dibangun lebih didasarkan pada keterikatan keluarga. Dalam membentuk
sebuah kampong, masyarakat tidak membutuhkan anggota keluarga yang banyak. 6 –
8 keluarga dapat mengikat diri menjadi kampung. Kepemimpinan kelompok
masyarakat cenderung lebih berminat ke figur seorang Kyai. Tidak heran kalau di
Madura, masyarakat lebih menghormati Ulama dari pada pegawai pemerintah. Sama
halnya dengan di Bali, yang lebih lekat dengan sesepuh adat.