31 Juli 2012

Mahasiswa dan Guru Senang. Sekolah Tersenyum


dokumen pribadi


Minggu kemarin, kami menerima segerombolan orang yang akan mengabdi dalam bentuk Program Pengalaman Lapangan (PPL) dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Mereka ber Sembilan belas plus dosen pembimbing Ibu Widayati, M. Sc.
Ada 6 Jurusan yang diterjunkan di sekolah kami, dan mereka siap untuk melaksanakan pelatihan mengajar selama 3 bulan, untuk kelas VII dan VIII. Sebab kelas IX tidak diperkenankan sebagai ajang pelatihan mengajar.
Sebagai basa-basi, Ibu Widayati menyampaikan ucapan terima kasih kepada sekolah, karena telah menerima 19 orang mahasiswa. Berharapan agar Bapak-Ibu guru dapat membimbing mahasiswa dalam berinteraksi dengan siswa.

Mereka melaksanakan PPL, disamping memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa untuk menempuh mata kuliah yang berbobot 4 sks, juga melaksanakan tugas Negara yaitu memenuhi amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mensyaratkan agar guru mempunyai standar kompetensi Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Ada 4 macam kompetensi yang harus diraih : (1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi pedagogik, (3) kompetensi professional dan (4) kompetensi sosial.
Karena PPL bersifat pelatihan, diharapakn mahasiswa sudah dapat menangkap rambu-rambu dari keempat kompetensi tersebut, yang selanjutnya didalami dan dikembangkan bila kelak bila menjadi guru. Karena waktu yang demikian singkat itu tidak mungkin mahasiswa akan menyerap semua kompetensi.
Ada catatan kecil yang biasanya saya perhatikan, bila ada sejumlah mahasiswa yang melaksanakan PPL.
1. Dosen : say hello and good bye
Kebiasaan permanen yang telah mendarah daging, seorang dosen pembimbing biasanya hanya mengantar, menyerahkan dan menjemput lagi. Kalau sesekali beliau datang, biasanya hanya bersifat administratif. Penilaian terhadap kinerja mahasiswa dalam melaksanakan latihan mengajar, diserahkan sepenuhnya kepada guru yang mengampu. Guru sendiri biasanya bingung, karena banyak sekali aspek yang harus dinilai. Ada banyak poin penilaian yang tidak sejalan dengan program PPL. Akhirnya penilain hanya bersifat kira-kira.
Di akhir purna tugas, yang penting mahasiswa senang, dan berharap ada ehem…. bingkisan yang lumayan disaat meninggalkan sekolah. Kalimat “permohonan maaf” mendominasi dalam upacara perpisahan.
2. Guru tersenyum
Kedatangan mahasiswa PPL merupakan berkah tersendiri bagu guru pengampu. Beban mengajar diserahkan sepenuhnya kepada mahasiswa. Namun ada guru yang mengikuti dengan seksama, tata cara mahasiswa mengajar. Selebihnya banyak guru yang pasrah sepenuh jiwa dan raga. Guru bisa mengerjakan tugas lainnya (untuk tidak mengatakan dapat bepergian).
Demikian juga sekolah, khususnya Tata Usaha atau bidang lain. Pekerjaan rutin yang sifatnya manual bisa diserahkan kepada mahasiswa. Memasukkan data, menata buku di Perpustakaan, membersihkan alat-alat laboratorium atau pekerjaan rutin lainnya.
Semuanya senang. Guru senang, mahasiswa senang karena tidak didampingi guru  dikelas. Sekolah senang karena pekerjaan sebagian dapat terselesaikan, perguruan tinggipun tersenyum karena program PPL berjalan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar