17 April 2012

Ubah Paradigmamu !


arsip pribadi



Betapa seringnya kita jadi sial, hanya karena terlalu sederhana dalam berpikir. Tidak mampu lagi memilah mana masalah yang perlu serius diselesaikan dengan segera, dengan hal-hal sepele namun dipandang seperti rumit. Terkadang masalah yang demikian gampang, karena terikat pada sebuah tradisi, akhirnya merumitkan diri. Ironis bukan?
Negara kita tampak kelihatan wajah asli dari geliat aksinya, karena terpengaruh dari pemikiran-pekirian yang besar. Sebelum Indonesia diwisuda menjadi negara yang merdeka, sudah banyak bermunculan beberapa kerajaan yang menguasai bumi nusantara ini. Majapahit dengan daerah kekuasaan yang melebihi Indonesia, Sriwijaya yang kondang dengan dominasi laut dan samudra, demikian pula kerajaan-kerajaan di kawasan Sulawesi.  Karakter yang dibangun oleh mereka sangat kuat. Keragaman yang dikelola dengan baik menambah rasa persudaraan yang erat.


Koneksi dengan bangsa lain sudah  menunjukkan kiprah yang tak sedikit.  Dinasti kerajaan itu tidak pernah kering mengucurkan orang-orang yang mampu berpikir besar. Proses seleksi untuk memperoleh pengakuan masyarakat demikian amat ketat. Kompetensi dihidup suburkan, pengakuan terhadap sebuah karya dihargai. Mereka sadar, tanpa pemikiran yang besar, banyak hal yang  tidak eksis lagi. Namun karena kebudayaan mereka demikian agung, peninggalanpun sangat dikagumi hingga saat ini. Itu membawa implikasi bahwa tak ada tempat bagi pemikiran yang kecil dan sederhana. Bahwa semua yang sulit, tidak nalar,  itu sebenarnya bisa dibuat sederhana dan mudah, tanpa diiringi dengan memudahkan masalah.
Ketokohan mereka selalu diingat karena korelasinya yang nyata terhadap alam pemikiran dan tingkah laku manusia yang lain. Tolak ukurnya disini adalah bukanlah baik atau buruk karakter orang itu, bukan pula besar kekuasaan yang diembannya, namun yang menjadi standarnya adalah dampaknya terhadap kemanusiaan. Sebagian akan dikenang manusia karena cita-cita pemikirannya yang jauh melebihi persepsi manusia pada masanya. Menumpulnya pikiran lebih banyak diakibatkan karena bukan pada saat komputer mulai berpikir seperti manusia, tetapi ketika manusia mulai berpikir seperti komputer
Tunggu apalagi? Bukankah berfikir besar telah kita benamkan sejak kecil? Manakala orang lain menanyakan cita-citamu. Dengan lihanya kamu akan menjawab : pengen jadi dokter, pilot, tentara dll. Bila itu yang jadi realita, bukankah sekarang tinggal mewujudkan aja? Stephen Cohen berujar : “Kalau Anda menginginkan perubahan yang kecil dalam hidup, garaplah perilaku Anda. Namun kalau Anda menginginkan perubahan-perubahan yang besar dan mendasar, garaplah paradigma Anda”
Sydney Harris : ancaman nyata sebenarnya bukan pada saat komputer mulai berpikir seperti manusia, tetapi ketika manusia mulai berpikir seperti komputer

tulisan lain dapat dilihat disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar